Leksikon Sastra Jakarta

Harga 50000
Sastrawan Jakarta dan sekitarnya
cetakan desember 2003
penyusun
Ahmadun Y Hervanda
Helvy Tiana Rosa
Jamal D Rahmnan
Linda Christanti
Maman S.Mahayana
Moedy loekito
Nur zain Hae
Wowok Hesti Prabowo
Perancang Sampul:Buldanul Khuri
Gambar Sampul:Dede Eri Supria
dari buku DEDE:Elegi Kota Besar/Elegy On Megacities:Karya Agung Darmawan
Pemeriksa Acara:Raudal Tanjung Benua
Penata Aksara:Heppy El Rais
Penerbit
Dewan Kesenian Jakarta
dan
Bentang Budaya

catatan harian anne frank

Judul : Catatan Harian Anne Frank
Penulis : Anne Frank
Cetakan : VI, 2009
Tebal : 454 halaman
Ukuran : 12 x 19 cm
ISBN : 979-97652-5-0
Harga 81000
 
Deskripsi:
Catatan Harian Anne Frank merupakan dokumen paling abadi dari abad dua puluh, dan
merupakan salah satu autobiografi paling disukai sepanjang masa. Semenjak terbit tahun
1947, buku ini telah dibaca oleh lebih dari sepuluh juta orang di seluruh dunia dan tetap
menjadi wasiat berharga, serta mendapat pujian mendalam bagi sifat dasar jiwa manusia
yang tak terhancurkan.

perempuan yg mengawini keris

Perempuan yang Mengawini Keris
 Sebuah Kumpulan Cerpen
Penulis : Wayan Sunarta
Cetakan : Oktober 2011
Ukuran : 12x19 cm
Tebal : xiv+152 halaman
ISBN : 978-602-8252-68-3
harga 30000
 
Deskripsi:
Sejumlah cerpen dalam Buku ini hendak menyingkap yang terpuji dalam yang tercela, yang terhormat dalam yang nista, yang luhur dalam yang tak jujur.
 

Saya belanja maka saya asa

Judul: Saya Belanja maka Saya Ada
Ketika Konsumsi dan Desain Menjadi Gaya Hidup Konsumeris
Penulis: Haryanto Soedjatmiko
Penerbit: JALASUTRA
Cetakan I, Oktober 2008
ISBN: 978-602-8252-05-8
Tebal: x+122 hlm; 
Dimensi: 15 x 21 cm.
Harga: Rp 39.000,-
Sebuah kajian menarik yang memperlihatkan kompleksitas, ambivaIensi dan paradoks dunia konsumsi. Keragaman koordinat dunia konsumsi ditelaah dengan bagus, alur uraian mengalir lancar, bahasanya pun ringan, tanpa mengurangi bobot filsafatinya.
Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto
(Filsuf, pengamat seni dan budaya, dosen Fakultas Filsafat UNPAR)


Coba ketik “konsumerisme” dalam search engine sewaktu berinternet. Hasilnya? Ada sekitar puluhan ribu alamat. Beberapa di antaranya berisikan cerita dan banyak orang tentang pengalamannya dengan konsumerisme. Fenomena ini menarik, sebab ketika bicara tentang konsumerisme mau tidak mau terkait dengan pengalaman nyata dalam hidup sehari-hari. Lantas, apa ¡tu konsumerisme? 
Ketika Descartes berkata, Cogito Ergo Sum (Saya Berpikir, maka Saya Ada), saat ini kita pun dapat berkata, Emo Ergo Sum (Saya Belanja, makaSaya Ada). Itu merupakan slogan hidup manusia saat ini. Hal ini berawal dan kegiatan yang bisa jadi kita lakukan tiap hari: belanja. Belanja menjadi tolok ukur jati diri hidup manusia sebab terkait dengan banyak aspek. Aspek psikologis, misalnya, di mana belanja ada hubungan dengan rasa gengsi. Aspek sosial, dengan belanja bisa menunjukkan status orang tertentu. Belum agi aspek ekonomi, budaya, politik, dan seterusnya. Singkatnya, melalui belanja, seseorang tidak agi mementingkan apa yang dapat diperbuat dengan barang tersebut, melainkan apa yang dikatakan barang itu perihal dirinya sebagai konsumen.
Ketika belanja menjadi berlebihan di situlah orang mulai berkata tentang konsumtif dan ujung-ujungnya konsumeris. ltulah maksud buku ini: hendak menelaah konsumerisme secara iImu dan praktiknya dalam hidup sehari-hari, antara lain: dalam bidang desain, ruang dan tempat, teknologi, mode, musik pop, dan olahraga. Satu hal yang perlu diingat ¡alah “paradoks konsumsi”, yakni di satu pihak konsumerisme menawarkan kepada kita berbagai kesempatan dan pengalaman. Di lain pihak, kita sebagai konsumen digiring ke arah tujuan yang telah ditentukan (kepentingan kapitalis).
 
Inilah sebuah buku pencerahan, yang secara cerdas lagi dalam melukiskan dunia konsumerisme sebagai arena manipulasi simbolik: yang ingin diciptakan seakan kebutuhan, yang irasional ditampilkan seakan rasional, yang banal dikostruksi seakan esensial, yang tipuan ditampakkan seakan kebenaran. IniIah buku bacaan sangat penting, tidak saja bagi para dosen dan mahasiswa seni, desain, arsiektur, ekonomi, manajemen, sosiologi, dan kajian budaya, tetapi setiap orang yang menjalankan hidup secara kritis dan reflektif. 
Dr. Yasraf Amir Piliang (Ketua Forum Studi Kebudayaan ITB, dosen FSRD ITB)
Daftar Isi
KATA PENGANTAR: Hermawan Kartajaya ix
I PENDAHULUAN 1
Titik Pangkal Persoalan 1
Pokok-pokok Gagasan 10
II TEORI-TEORI KONSUMSI 13
Pendahuluan 13
Dari Dunia Produksi menuju Konsumsi 14
Teori-teori Dasar Konsumsi 19
Konsumerisme sebagai Cara Hidup 28
III DESAIN SEBAGAI PERKEMBANGAN
CARA MENGONSUMSI 31
Pendahuluan 31
Sejarah Perkembangan Desain 32
Desain Ramah Lingkungan (Green Design) 40
Desain sebagai Ekspresi Postmodernisme 44
IV TELAAH BEBERAPA RANAH KONSUMSI 51
Pendahuluan 51
Mengonsumsi Ruang dan Tempat 52
Mengonsumsi Teknologi 56
Mengonsumsi Mode (Fashion) 62
Mengonsumsi Musik Pop 72
Mengonsumsi Olahraga (Sport) 76
Rangkuman 81
V PENUTUP 85
Konsumsi dan Produksi 85
Konsumsi dan Konsumerisme 87
Di Antara Dua Sisi Konsumerisme 89
KATA AKHIR: IT’S SHOW TIME 95
CATATAN-CATATAN 97
DAFTAR PUSTAKA 111
INDEKS 115
TENTANG PENULIS 117
Kata Pengantar
Hermawan Kartajaya

The Tao of physics

harga 100rb

Teori teori feminis kontemporer

Judul : Pengantar Teori-teori Feminis Kontemporer
Penulis : Stevi Jackson dan Jackie Jones (ed.)
Cetakan : I, 2010
Tebal : 460 halaman
Ukuran : 15 x 21 cm
ISBN : 978-602-8252-13-3
Harga 93000
Deskripsi: Teori Feminis telah berkembang menjadi suatu bidang yang luas. Para penulis, pemikir, dan aktivis feminis telah menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang seringkali membingungkan terkait dengan perbedaan dan keberanekaan; identitas dan ketidaksetaraan; etnisitas, ras, dan kelas. Bagaimanapun di samping pengaruhnya yang berkmbanng, tidak ada teks tunggal yang utuh yang mencakup masa lalu, masa ini, dan masa depan teori feminis. Pengantar Teori-teori Feminis terinspirasi oleh ketidakpuasan terhadap pelbagai buku pengantar yang ada. Yang seringkali gagal untuk sepenuhnya menelusri perubahan dan menangkap perberagaman di dalam pemikiran feminis. Buku ni mengumpulkan jajaran pakar feminis barat untuk merefleksikan keluasan teori juga pergeseran di dalamnya. Tiap bab memetakan perkembangan pemikiran feminis di area tertentu sepanjang masa, dan menyarankan arahan untuk masa depan. Karena merefleksikan keberagaman teori feminis di pelbagai bidang mulai dari sastra dan linguistik hingga sains dan poilitik. u
Peta multidisipliner pemikiran feminis ini merupakan teks yang ideal untuk bahan diskusi di ruang kelas. Buku ini membahas: teori sosial feminis, teori feminis dan perubahan ekonomi, teori politik feminis, yurisprudensi feminis, feminisme dan antropologi, feminisme kulit hitam, teori feminis postkolonial, teori lesbian, Membentuk teori gender dan seksualitas, teori bahasa feminis, teori feminis psikoanalisis, Postmodernisme dan feminisme, teori sastra feminis, teori media dan feminis, teorisasi personal dengan penggunaan autobiografi dalam penulisan akademis, kajian perempuan.

 Daftar Isi

Bab 1
Berpikir untuk Diri Sendiri:
Sebuah Pengantar Menuju Teoresasi Feminis 1
Stevi Jackson dan Jackie Jones
Konteks Historis 5
Tema-tema Umum dan Perdebatan Penting 12
Rujukan 17
Bab 2
Teori Sosial Feminis 21
Stevi Jackson
Feminisme dan Marxisme 22
Hubungan Produksi: Kapitalis atau Patriarkal? 26
Hubungan Reproduksi dan Kontrol terhadap
Seksualitas Perempuan 32
Ideologi, Wacana, dan Pembalikan ke Arah Budaya 37
Teoresasi Keberagaman dan Kompleksitas 41
Teori Sosial Feminis pada 1990-an 43
Rujukan 49
Bacaan Lebih Lanjut 55
Bab 3
Teori Feminis dan Perubahan Ekonomi 57
Lisa Adkins
Pengantar 57 Individualisasi, Tradisionalisasi, dan Ekonomi 60
Tradisionalisasi Ekonomi? 64
Genderisasi Produksi Refleksif 68
Tradisionalisasi Berdasar Gender? 69
Perempuan Sosial, Laki-laki Tidak Sosial? 73
De-materialisasi Kerja dan Produktivitas Baru 75
Kesimpulan 78
Rujukan 79
Bacaan Lebih Lanjut 83

Bab 4
Teori Politik Feminis 85
Elizabeth Frazer
Politik dan Gender 85
Feminisme: Gerakan Politik dan Teori Politik 88
Basis Pemerintahan yang Sah 92
Kembali pada Politik 97
Rujukan 102
Bacaan Lebih Lanjut 105

Bab 5
Yurisprudensi Feminis 107
Jane Scoular
Pengantar 107
Watak Dasar Hukum—Melibatkan Diri
dengan Hukum Liberal 108
Kritik Feminis terhadap Rasio 109
Yurisprudensi Feminis Radikal 113
Pengaruh Posmodernisme 117
Rujukan 122
Bacaan Lebih Lanjut 124

Bab 6
Feminisme dan Antropologi 127
Penelope Harvey
Hubungan yang Ganjil 127
Antropologi Feminis pada 1970-an 132
Konstruksi Kultural Perbedaan Gender 133
Tubuh 136
Subjektivitas yang Kompleks 138
Etnografi Feminis 140
Kesimpulan 141
Rujukan 142
Bacaan Lebih Lanjut 146

Bab 7
Feminisme Kulit Hitam 149
Kadiatu Kanneh
Rujukan 166
Bacaan Lebih Lanjut 167

Bab 8
Teori Feminis Poskolonial 169
Sara Mills
Teori Poskolonial 171
Menggambarkan “Perempuan” Kolonial/Imperial 173
Keterlibatan Perempuan Inggris dalam Kolonialisme180
Subjek Subaltern 182
Masa Depan 188
Rujukan 189
Bacaan Lebih Lanjut 192

filsafat yunani klasik


Filsafat Yunani Klasik; Relevansi untuk Abad XXI
Pengarang: Budiono Kusumohamidjojo
Ukuran: 14 x 21 cm, 376 hlm
Format: paperback, hvs 70 gr
ISBN: 978-602-8252-84-3
Penerbit: Jalasutra, 2013


harga 61000

Sinopsis

Buku Filsafat Yunani Klasik: Relevansi untuk Abad XXI karya Budiono Kusumohamidjojo ini, mengulas dengan runut, jelas, dan cukup lengkap tentang seluk-beluk pemikiran para filsuf Yunani Klasik. Hal yang cukup menarik dan membuktikan penguasaan penulis atas data sekaligus kerendahan hatinya sebagai pemikir adalah bahwa beberapa kata, istilah, dan teori ‘tidak berani’ diterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini dilakukannya untuk menghormati pemikiran asli para filsuf sekaligus untuk menghindari kesalahpahaman makna.

Tidak hanya mengulas historisitas pemikiran, buku ini menjadisangat layak untuk dibaca karena di sana-sini kita akan menemukan relevansinya dalam konteks masa kini. Banyak pemikiran dan teori yang berkembang sekarang ternyata sudah diletakkan fondasinya oleh para filsuf Yunani klasik. Dengan kata lain, filsafat Yunani klasik penting untuk diketahuidan dipelajari karena mewarisi kompleksitas pengetahuan ilmiah yang sulit diabaikan peranannya bagi perkembangan sejarah dunia. Buku Filsafat Yunani Klasik ini mengajak pembaca untuk mengetahui dengan rinci ‘dunia’ para filsuf Yunani klasik sekaligus ‘menemukan’ dan ‘memahami’ relevansinya di abad XXI.

 
 

Daftar Isi
Daftar Isi ~ v
Daftar Singkatan dan Ejaan ~ vii
00 Pengantar ~ ix
01 Pendahuluan ~ 1
02 Kultur Yunani Kuno ~ 11
03 Mitologi dan Kosmologi ~ 17
 
BAGIAN PERTAMA
ZAMAN PRA-SOKRATES, BANGKITNYA HELLENISME
04 Para Filsuf Pra-Sokrates ~ 23
05 Para Filsuf dari Miletos: Thales, Anaximandros, Anaximenes ~ 29
06 Kaum Pythagorean: Pythagoras, Philolaos ~ 45
07 Heraklitos ~ 61
08 Para Filsuf Monis (Anti-Pluralis) dari Eleates, Kaum Eleatik: Xenophanes, Parmenides, Zenon dari Elea, Melissos ~ 69
09 Para Filsuf Pluralis (Anti-Monis, Kaum Neo-Ionian): Anaxagoras, Empedokles ~ 91
10 Para Filsuf Atomis (Anti-Monis): Leukippos dan Demokritos ~ 117
11 Kaum Sofis ~ 137
 
BAGIAN KEDUA
ZAMAN PUNCAK HELLENISME
12 Sokrates ~ 159
13 Aliran-Aliran Sokratian ~ 175
14 Platon ~ 183
15 Aristoteles ~ 213
 
BAGIAN KETIGA
ZAMAN MEMUDARNYA HELLENISME
16 Aliran Peripatetik ~ 261                                    
17 Kaum Skeptik ~ 265
18 Epikurianisme ~ 279
19 Kaum Stoa ~ 287
20 Neo-Platonisme dan Plotinos ~ 301
21 Penutup ~ 311
Referensi ~ 315
Glosarium ~ 331
Indeks ~ 345
Tentang penulis ~ 355
 
 
 
Kata Pengantar
 

catatan seorang demonstran

Catatan Seorang Demonstran adalah buku harian seorang aktivis mahasiswa bernama Soe Hok Gie yang diterbitkan pada tahun 1983. Buku ini sempat tampil sebentar dalam salah satu adegan film Ada Apa dengan Cinta?
adaptasi 2005
harga 65000

ambivalensi

Judul: Ambivalensi, post-kolonialisme membedah musik sampai agama di Indonesia
Penulis: Budiawan (ed.)
Kategori: sosial-ekonomi-politik/postkolonial
Ukuran: 14x21
Tebal: xxiv + 174 halaman
Cetakan: 1 Desember 2010
Harga: Rp 40.000,00
Tidak ingin mengulang nasib wacana post-modernisme pada awal 1990-an, yang ternyata tidak lebih sebagai “fashion” akademik belaka —setidak-tidaknya menurut mereka yang skeptis dengan aliran pemikiran itu— kumpulan esai ini berusaha tidak terjebak ke dalam kegenitan konsumsi istilah-istilah baru dan trendi. Bukan efek wah yang bisa menimbulkan kesan sok canggih yang ingin disampaikan kumpulan esai ini, tetapi cara pandang lain dalam membaca pelbagai fenomena di seputar perkara identitas dalam konteks relasi kuasa yang tak setara. Yang dimaksud dengan cara pandang lain itu adalah cara pandang yang menolak esensialisme, subversif pada logika binarisme, dan kritis terhadap pandangan Marxis bahwa relasi kuasa tak setara niscaya bersifat diametral. Singkat kata, esai-esai ini mengajak kita untuk berpikir-ulang mengenai posisi subjek dalam relasi kuasa tak setara.
Hal itu berangkat dari pemahaman umum dan elementer tentang Post-kolonialisme itu sendiri, yakni bahwa melihat pelbagai continuing effects kolonialisme pada masyarakat-masyarakat bekas jajahan, atau bekas wilayah pengaruh kolonialisme Barat, sikap bekas terjajah terhadap bekas penjajah ternyata penuh dengan ambivalensi. Ada rasa benci karena luka-luka sejarah yang ditimbulkannya, tetapi sekaligus juga ada rasa kagum (dan karena itu merindukannya, entah sadar atau tidak) karena superioritas peradaban yang (pernah) dipertontonkannya; ada kecenderungan untuk mengambinghitamkan masa lalu kolonial atas segala keterbelakangan dan keterpurukan pada masa kini, tetapi sekaligus juga berterima kasih kepadanya karena kekuatan-kekuatan koloniallah yang kemudian memungkinkan terbentuknya ‘negara-bangsa’ yang ada sekarang ini.
Ambivalensi [dengan segala konsep yang terkait dengannya seperti mimikri, hibriditas, ‘ruang antara’, parodi, hegemoni-resistensi, dan sebagainya] itulah yang kemudian dijadikan kata kunci esai-esai ini dalam membaca(-ulang) pelbagai fenomena di seputar perkara identitas, bukan semata-mata yang terkait langsung dengan masalah kolonialisme di masa lalu, tetapi melebar ke hubungan pandang-memandang antarsubjek yang terkait dalam relasi-relasi kuasa tak setara. Di sinilah Post-kolonialisme telah menjadi perspektif, atau kacamata pandang, yang berbeda dari kacamata pandang yang sudah mapan dalam ilmu-ilmu sosial-humaniora arus utama.
Daftar Isi
Ketika Ambivalensi Menjadi Kata Kunci: Sebuah Pengantar
Budiawan vii
Se-Rambut Tak Se-Musik: Mimikri dalam Musik dan Musisi Pop Indonesia Hari ini
Boy Nugroho 1
Indorock Musik Hibrid dan Secelah Ruang Ketiga yang [Nyaris] Terlupakan
Sandria Komalasari 17
Diri dan Liyan dalam Relasi Barat–Dunia Islam Membaca-ulang Resistensi Islam terhadap Barat dalam Teks-teks Sabili
Muhammad Hadid 41
Melawan Sekaligus Meniru: Siswa Papua di SMP Kanisius Kalasan, Yogyakarta, dalam Wacana (Post-)Kolonial
Y. Sanaha Purba 57
Ambivalensi Hubungan Terjajah dan Penjajah dalam Kristenisasi di Tanah Karo, Sumatera Utara
Norita N. Sembiring 73
Performativitas Post-kolonial Waktu Batu-nya Teater Garasi
Ferdiansyah Thajib 93
Di Toko Mirota Batik: Tawar-Menawar Esensialisme Jawa
Sutrisno 117
Dalam Himpitan Feodalisme dan Kolonialisme: Membaca Ulang Kartini Melalui Lensa Pramoedya Ananta Toer
Choirotun Chisaan 131
Kolonialisme dan Ambivalensi Subjektivitas: Pembacaan Post-kolonial atas Film Oeroeg [1993]
Ridwan Muzir (Inyiak) 145

Nirmana


Nirmana: Elemen-elemen Seni dan Desain
Penulis : Sadjiman Ebdi Sanyoto
Tebal : 304 halaman
Ukuran : 15 x 21 cm
ISBN : 978-602-8252-16-4 
Harga 100200
 
Deskripsi:
Buku ini diperuntukkan bagi: seniman, desainer, mahasiswa desain, mahasiswa seni, fotografer, perupa, layouter, penikmat seni, pembaca buku, redaktur penerbitan (majalah, jurnal, koran, buku), dan masyarakat umum. Bagi seorang seniman alam, mengikuti aturan dalam merancang sebuah karya seni sama halnya dengan mengikatkan diri dalam sebuah belenggu. Padahal, seni adalah wujud ekspresi yang bebas dan membebaskan. Lalu, apa pula perlunya kita belajar dan membaca buku yang berbicara aturan dasar seni (rupa) dan desain? 
 
Bagi seorang seniman alam, mengikuti aturan dalam merancang sebuah karya seni sama halnya dengan mengikatkan diri dalam sebuah belenggu. Padahal, seni adalah wujud ekspresi yang bebas dan membebaskan. Lalu, apa pula perlunya kita belajar dan membaca buku yang berbicara aturan dasar seni (rupa) dan desain?
 
Jika Anda berkarya untuk diri sendiri, maka itu tidak jadi soal. Karena berbiacara seni, berbicara dalam wilayah jiwa dan ekspresi. Dan karya seni sendiri kemudian mewujud sebuah teks yang lepas dari sang seniman. Setelah karya itu lepas, ia bisa bisa dinikmati serta ditafsirkan oleh khalayak penikmat, sekehendak penikmat. Dalam dunia seni murni, hal ini tidak jadi soal. Karena interpretasi merupakan bagian tak terpisahkan dari bentuk apresiasi karya.
 
Lain halnya dengan jika seorang seniman merancang sebuah karya seni untuk tujuan tertentu yang disampaikan kepada publik. Seperti halnya sebuah iklan, seorang seniman dituntut mengkomunikasikan gagasan dan informasi kepada publik lewat karyanya. Dalam kondisi seperti ini, seorang seniman perlu memahami betul karakter dan logika budaya masyarakat yang akan menjadi sasaran desain atau karya seninya. Ketika ia paham medan, maka ia bisa bermain dengan baik, menarik, dan tentu saja “sampai”.
 
Nah, dalam konteks inilah, buku Nirmana ini dihadirkan oleh seorang akademisi sekaligus praktisi yang puluhan tahun malang-melintang di dunia desain dan seni. Selama itu pula, Sadjiman berkarier dan mengasah sense of art-nya sebagai pengajar Dasar-dasar Seni dan Desain di kampus ISI Jogja, Univ. Petra Surabaya, ASRD Akseri Jogja, Lembaga Kejuruan Desain Visi Jogjakarta, dan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UGM Jogja (MK Periklanan dan Fotografi).
 
Beberapa penghargaan bergengsi diraih atas karyanya, seperti sayembara lambang MTQ Nasional (1976); sayembara lambang UNS Surakarta (1978); pemenang pertama lomba poster kesehatan FK UGM (1980); Sayembara lambang Depdikbud RI (Tutwuri Handayani); pemenang sayembara lambang STSI Padang Panjang (1999); nominiasi lambang SMP Terbuka (2004); dan beberapa
penghargaan lain.
 
Dengan bekal pengalaman ini, Sadjiman menyiapkan bekal spesial kepada para praktisi, akademisi, hingga penikmat karya seni dan desain. Menariknya, buku dengan 32 halaman berwarna ini membincang dasar-dasar seni dengan pendekatan interval tangga rupa yang cukup mudah dipahami, bahkan oleh orang awam. Selamat menikmati.
 
“… sumbangan ilmiah yang tak ternilai bagi proses belajar dan mengajar di Perguruan Tinggi Seni Rupa dan Desain.”
Drs. Soeprapto Soedjono, M.FA, Ph.D
 
“Dibandingkan dengan buku-buku lain dengan topik sama, buku ini lebih lengkap”.
Dr. Sumartono, MA
 
“Ini ilmu langka.”
Widyatmoko, M.Sn (Penulis buku Merupa Buku)
 
 

semiotika visual

Judul : Semiotika Visual - Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas
Penulis : Kris Budiman
Cetakan I : September 2011
Ukuran : 14x21cm
Tebal : xii+212 halaman
ISBN : 978-602-8252-65-2
Harga 80000
 
Deskripsi:
“… Semiotika memang mengkaji tanda-tanda atau, lebih tepatnya, relasi tanda-tanda. Yang menjadi kata kuncinya disini adalah relasi , bukan tanda itu sendiri. Semiotika mengkaji relasi tanda, yakni relasi tanda yang satu dengan tanda-tanda yang lain; relasi tanda-tanda dengan makna-maknanya atau objek-objek yang dirujuknya (designatum); dan relasi tanda-tanda dengan para penggunanya, interpreter-interpreternya.”

Tatapan Perempuan

Harga 50000
Tatapan Perempuan, Perempuan Sebagai Penonton Budaya Populer
Penulis: Lorraine Gamman dan Margaret Marshment (ed.)
Cetakan: Pertama, Oktober 2010
Kategori: Cultural Studies, Feminisme 
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: viii 308 hlm
ISBN: 978-602-8252-45-4
Apakah cuma lelaki yang memandang? Apa yang terjadi jika perempuan yang menjadi pengamat? Apa yang terjadi jika perempuan memandang perempuan?
Esai-esai tentang budaya populer yang terdapat dalam buku ini mengupas berbagai kontradiksi dan kemungkinan dalam citra baru perempuan-perempuan perkasa seperti Cagney dan Lacey, Edwina Currie atau Madonna. Apakah Alexis Carrington memang mewakili sisi liar perempuan atau sekadar contoh lain dari seks yang dikaitkan dengan kapitalisme? Dan apa yang telah dilakukan oleh film Spielberg pada The Color Purple?
Apakah pandangan perempuan dibuat untuk memenuhi ideologi ‘lelaki’ seperti ‘undang-undang’ atau etika kerja Protestan? Atau, apakah tindakan kepenontonan perempuan yang aktif adalah sesuatu yang sulit dihadapi bahkan bagi kritik film feminis? 
Kedua penyunting naskah asli buku in iadalah dosen bidang kajian perempuan, Lorraine Gamman mengajar di Middlesex Polytechnic dan Margaret Marshment mengajar di University of Kent.
Buku ini membahas
1. Mengamati Sang Detektif; Teka-teki Tatapan Perempuan
2. Perempuan Terpandang
3. Lihatlah Dirimu, Nak!
4. The Color Purple: Mempertahankan Akhir yang Bahagia
5. Lolita Bertemu Serigala: The Company of Wolves
6. Lace: Pornografi untuk Perempuan?
7. Joan Collins dan Sisi Liar Perempuan: Mengupas Kenikmatan dan Representasi
8. Mati-matian Mencari Perbedaan
9. Pandangan Kaum Kulit Hitam
10. Status Perempuan yang Bekerja di Perfilman dan Pertelevisian
11. Mengeruk Keuntungan dari Takhayul Iklan dan Pelbagai Hal yang Dianggap Tabu Ketika Menstruasi
12. Sudikah Bergabung dengan Saya dalam Dansa Tanggo Tingkat Tinggi? Posmoderisme dan ‘Perempuan Baru’ 
13. Feminisme dan Politik Kekuasaan: Sebenarnya, Tatapan Siapa?
Tentang Para Kontributor
Suzanne Moore sedang melakukan penelitian untuk gelar PhD-nya tentang teori kenikmatan di Middlesex Polytechnic. Di sana ia juga mengajar secara paruh waktu Cultural Studies. Ia juga mengajar di St Martin’s School of Art dan bekerja sebagai jurnalis dan penulis lepas.
Andrea Stuart adalah jurnalis lepas, bekerja di penerbitan dan sekarang adalah anggota perkumpulan Spare Rib.
Maggie Anwell bekerja di bagian proyek penelitian nasional yang meneliti kondisi seni dalam pendidikan. Ia terlibat dalam komunitas seni, pendidikan, dan teater selama dua puluh tahun terkahir ini, termasuk bekerja untuk Open University (Universitas Terbuka) bidang Seni dan Lingkungan.
Avis Lewallen sedang menyelesaikan gelar MA dalam bidang Kajian Perempuan di University of Kent, menulis tentang seksualitas, fiksi, dan feminisme. Ia juga menulis dalam antologi cerita pendek Angela Carter ,The Bloody Chamber dan dalam buku Perspective on Pornography: Sexuality in Literature and Film, yang disunting oleh Gary Day dan Clive Bloom, diterbitkan Macmillan, Musim Gugur 1988.
Belinda Budge mengajar secara paruh waktu dalam bidang Kajian Perempuan dan Kajian Film serta menyelesaikan gelar PhD di Middlesex Polytechnic dengan meneliti kemunculan sinema perempuan independen di Inggris pada 1980-an.
Jackie Stacey adalah mahasiswa PhD di Centre for Contemporary Cultural Studies, University of Birmingham, meneliti perdebatan feminis tentang kepenontonan (spectatorship) dan sinema Hollywood di tahun empat puluhan dan lima puluhan. Ia mengajar Kajian Film, Kajian Perempuan, serta Kajian Lesbian dan Gay pada orang dewasa maupun yang berpendidikan tinggi.
Jacqui Roach adalah jurnalis lepas dan bekerja penuh waktu sebagai Pejabat Pers dan Publisitas di The Women’s Press.
Petal Felix sedang menjelajahi Afrika dan bekerja sebagai jurnalis lepas.
Anne Ross Muir adalah sutradara televisi lepas, yang bekerja di pelbagai macam produksi, termasuk berita, berita hangat terkini, dokumenter, dan doku-drama, baik di Inggris maupun di Amerika. Ia adalah penulis A Women’s Guide to Jobs in Film and Television (Pandora, 1987).
 

PENGANTAR SEMIOTIKA


Berger, Arthur Asa, (2010), Pengantar Semiotika : Tanda-tanda dalam ... Terjemahan oleh M. Dwi Marianto, Yogyakarta: Tiara Wacana. 8.

TERAPI MAKRIFAT

ekofeminisme 1dan 2

EKOFEMINISME II
Narasi Iman, Mitos, Air dan Tanah
Diedit oleh Dewi Candraningrum
Diterbitkan oleh JALASUTRA
Cetakan I, 2014
xii + 332 hlm; 15,5 cm x 23 cm
ISBN: 978-602-8252-91-1
harga 81000 
 

gender dan HI

Gender dan Hubungan InternasionalRp70.000
Daftar Isi
Ucapan Terima Kasih
Pengantar Editor
PENDAHULUAN: Gender, Feminisme, dan Hubungan Internasional
Ani Soetjipto
BAGIAN I: Gender, Feminisme, dan Kajian Keamanan Internasional
Pengantar
1. Perempuan dalam Konflik
Adinda Tenriangke Muchtar
2. Perdamaian dari Sudut Pandang Feminis
A.A. Sg. Dwinta Kuntaladara
3. Perkosaan Perempuan dalam Konflik
Fitri Bintang Timur
BAGIAN II: Gender, Feminisme, dan Ekonomi Politik Internasional
Pengantar
4. Migrasi Internasional dan Ketidaksetaraan Global:
Peluang dan Tantangan
Pande K. Trimayuni
5. Peningkatan Arus Migrasi TKW-PRT ke PEA
Mita Yesyca
6. Perkawinan dalam Kajian Ekopolin
Ilmu Hubungan Internasional
Andy Yentriyani
BAGIAN III: Hak Asasi Perempuan dalam Hubungan Internasional
Pengantar
7. Hak Perempuan adalah Hak Asasi Manusia:
Perjuangan di Benua Afrika
Witania Larasati dan A.A. Sg. Dwinta Kuntaladara
8. Konvensi Perempuan: Sebuah Peluang Menggugat Ketidakadilan Berbasis Gender di Iran
Septi Shilawati
Daftar Pustaka

Teorisasi Patriarki

Rp 125.000
Teorisasi Patriarki
Penulis Sylvia Walby
Ukuran 15 x 23 cm
Format paperback
ISBN 978-602-8252-91-1
Terbit: Desember 2014
Penerbit Jalasutra
Buku ini menyediakan sebuah ikhtisar perdebatan teoretis yang membahas mengenai ketidaksetaraan gender. Buku ini mengkaji Marxisme, feminisme radikal dan liberal, post-strukturalisme dan teori sistem-rangkap, serta menunjukkan bagaimana masing-masing pendekatan ini dapat diterapkan dalam menjelaskan beragam fenomena: dari pekerjaan dengan upah, pekerjaan rumah tangga dan negara, hingga budaya, seksualitas dan kekerasan.
Menarik simpulan dari temuan-temuan empiris yang terbaru, penulis mengombinasikan analisis kelas dengan teori feminis radikal untuk menjelaskan relasi antara perempuan dan laki-laki.Betapa patriarki selama ini begitu adaptif terhadap perubahan-perubahan sosial terkait posisi perempuan merupakan salah satu poin penting yang dikemukakan Walby dalam buku ini. Buku ini juga menjadi bagian dari kontribusi aksi feminis yang masih berlanjut.

MALE ORDER Menguak Maskulinitas Rowena Chapman dan Jonathan Rutherford

MALE ORDER Menguak Maskulinitas
MALE ORDER
Menguak Maskulinitas
Rowena Chapman dan Jonathan Rutherford
15x23
Paperback
978-602-8252-88-1
Penerbit Jalasutra
Rp 133.000
 
Male Order, Menguak Maskulinitas
Editor: Rowena Chapman dan Jonathan Rutherford
 
Kumpulan esai dalam buku ini mengeksplorasi perubahan makna dari konsep maskulinitas dalam pelbagai ranah maupun domain: rumah, tempat kerja, politik, dan hubungan. Buku ini berupaya untuk menanggalkan mitos seputar isu maskulinitas dan kuasa laki-laki; mengemukakan pentingnya pemahaman terhadap isu maskulinitas untuk bisa memahami politik dan perubahan yang terjadi. Beragam tema seputar laki-laki dan maskulinitas dibahas dari perspektif analisis kiri termasuk  keraguan yang berkembang mengenai apa makna menjadi laki-laki hari ini, dan  juga konsep  ‘Laki-laki Baru.’ Male Order menyumbang sebuah kontribusi yang berpengaruh dalam perdebatan dalam domain politik seksual.
 
“Sebuah eksplorasi perseptif terhadap teritori maskulinitas kontemporer beserta beragam bentuk penyangkalannya”—Stuart Hall 
 
DAFTAR ISI
 
Ucapan Terima Kasih vii
 
Jonathan Rutherford dan Rowena Chapman
Pengantar: Derap Maju Laki-laki yang Terhenti ix
 
Jonathan Rutherford
Siapakah Laki-laki Itu? 1
 
Lynne Segal
Menoleh Penuh Amarah: Laki-laki Tahun 1950-an 55
 
Kobena Mercer dan Isaac Julien
Ras, Politik Seksual, dan Maskulinitas Kulit Hitam: Sebuah Catatan 89
 
Suzanne Moore
Memanfaatkan Liyan: Mucikari Postmodernisme 163
 
Frank Mort
Laki-laki Petualang? Maskulinitas, Gaya, dan Budaya Populer 195
 
Rowena Chapman
Penipu Ulung: Variasi Tema Laki-laki Baru 231
 
Diskusi Meja Bundar
Mengobati Sakit Hati Sosialisme 259
 
Victor J. Seidler
Fathering, Otoritas, dan Maskulinitas 285
 
Cynthia Cockburn
Maskulinitas, Kiri dan Feminisme 319
 
Tentang Kontributor 351
 

surat surat kartini

http://jalasutra.com/image/cache/data/produk/emansipasi%20kartini%20kecil-220x220.jpg
RA Kartini
EMANSIPASI:
Surat-surat kepada Bangsanya 1899-1904
125000 
 
Penerbit Jalasutra
Cetakan I, 2014
xxviii + 580 hlm; 15 x 23 cm
ISBN: 978-602-8252-96-6
 
 
Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang "gadis modern", yang berani, yang dapat berdiri sendiri, yang menarik hati saya sepenuhnya, yang menempuh jalan hidupnya dengan langkah cepat, tegap, riang dan gembira, penuh semangat dan keasyikan, gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kepentingan dan kebahagiaan dirinya sendiri saja, tetapi juga berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan sesama manusia. Hati saya menyala-nyala karena semangat yang menggelora akan zaman baru ...

ekofeminisme 2

EKOFEMINISME II, Narasi Iman, Mitos, Air dan Tanah
EKOFEMINISME II
Narasi Iman, Mitos, Air dan Tanah
Diedit oleh Dewi Candraningrum
Diterbitkan oleh JALASUTRA
Cetakan I, 2014
xii + 332 hlm; 15,5 cm x 23 cm
ISBN: 978-602-8252-91-1
 
 
“Mitos sering dimobilisasi untuk berbagai keperluan politik dan ideologis yang sifatnya regresif, tetapi juga bisa mengalami perubahan ke arah transformatif. Mitos tidak hidup dalam ruang hampa, kedap terhadap dinamika wacana dan politik kekuasaan. Pembongkaran mitos-mitos penguasa perlu dilakukan karena masih banyak sang Dewi dalam mitos-mitos Nusantara tersebut, terperangkap, terepresi di sana”.   
Sylvia Tiwon
(University California Berkeley)

ekofeminisme seri 1

EKOFEMINISME I, Dalam Tafsir Agama, Pendidikan, Ekonomi, dan BudayaJudul: EKOFEMINISME I, Dalam Tafsir Agama, Pendidikan, Ekonomi, dan Budaya
Penulis: Dewi Candraningrum, dkk
ISBN: 978-602-8252-89-8
Tebal Halaman: xvi+268 hlm
Cetakan: I, 2013
Dimensi: 15,5 cm x 23 cm
harga 95000
 
“Buku yang hadir di tangan Anda mengambil satu langkah lebih maju lagi yakni berusaha menunjukkan bahwa spiritualitas ekofeminis bukan semata-mata berurusan dengan agama tapi juga sangat politis. Siapapun yang membaca buku ini akan segera mendapatkan buku yang komprehensif, fasih menguraikan teori feminisme, lingkungan dan sekaligus mengaitkannya dengan paham lintas agama …” 
Gadis Arivia
(Pengajar Filsafat dan Kajian Gender di Universitas Indonesia
dan Pendiri Jurnal Perempuan)

pergelaran lono simatupang

Pergelaran; Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya
PERGELARAN
Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya
Pengarang: Lono Simatupang
Ukuran:  15 x 23 cm  
Halaman: xl+312 hlm
Format: paperback
ISBN 978-602-8252-87-4
Kategori buku:  Kajian seni pertunjukan
Sinopsis
Perkembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan berhubungan secara dialektis dengan perubahan realitas material, praktik, maupun pergaulan umat manusia yang didorong oleh faktor-faktor yang berada di luar wilayah akademis. Di dalam ranah akademis sendiri, dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan tumbuh dan berkembang lewat penambahan objek kajian dengan hal-hal yang sebelumnya belum dipertanyakan, lewat penerapan perspektif baru terhadap objek kajian yang sama, atau gabungan keduanya. Tersirat di dalam pernyataan itu, bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dicapai lewat penelitian.
 
Diberdayakan oleh Blogger.