Judul: Saya Belanja maka Saya Ada
Ketika Konsumsi dan Desain Menjadi Gaya Hidup Konsumeris
Penulis: Haryanto Soedjatmiko
Penerbit: JALASUTRA
Cetakan I, Oktober 2008
ISBN: 978-602-8252-05-8
Tebal: x+122 hlm;
Dimensi: 15 x 21 cm.
Harga: Rp 39.000,-
Sebuah
kajian menarik yang memperlihatkan kompleksitas, ambivaIensi dan
paradoks dunia konsumsi. Keragaman koordinat dunia konsumsi ditelaah
dengan bagus, alur uraian mengalir lancar, bahasanya pun ringan, tanpa
mengurangi bobot filsafatinya.
Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto
(Filsuf, pengamat seni dan budaya, dosen Fakultas Filsafat UNPAR)
(Filsuf, pengamat seni dan budaya, dosen Fakultas Filsafat UNPAR)
Coba ketik “konsumerisme” dalam search engine sewaktu berinternet. Hasilnya? Ada sekitar puluhan ribu alamat. Beberapa di antaranya berisikan cerita dan banyak orang tentang pengalamannya dengan konsumerisme. Fenomena ini menarik, sebab ketika bicara tentang konsumerisme mau tidak mau terkait dengan pengalaman nyata dalam hidup sehari-hari. Lantas, apa ¡tu konsumerisme?
Ketika Descartes berkata, Cogito Ergo Sum (Saya Berpikir, maka Saya Ada), saat ini kita pun dapat berkata, Emo Ergo Sum (Saya Belanja, makaSaya Ada). Itu merupakan slogan hidup manusia saat ini. Hal ini berawal dan kegiatan yang bisa jadi kita lakukan tiap hari: belanja. Belanja menjadi tolok ukur jati diri hidup manusia sebab terkait dengan banyak aspek. Aspek psikologis, misalnya, di mana belanja ada hubungan dengan rasa gengsi. Aspek sosial, dengan belanja bisa menunjukkan status orang tertentu. Belum agi aspek ekonomi, budaya, politik, dan seterusnya. Singkatnya, melalui belanja, seseorang tidak agi mementingkan apa yang dapat diperbuat dengan barang tersebut, melainkan apa yang dikatakan barang itu perihal dirinya sebagai konsumen.
Ketika belanja menjadi berlebihan di situlah orang mulai berkata tentang konsumtif dan ujung-ujungnya konsumeris. ltulah maksud buku ini: hendak menelaah konsumerisme secara iImu dan praktiknya dalam hidup sehari-hari, antara lain: dalam bidang desain, ruang dan tempat, teknologi, mode, musik pop, dan olahraga. Satu hal yang perlu diingat ¡alah “paradoks konsumsi”, yakni di satu pihak konsumerisme menawarkan kepada kita berbagai kesempatan dan pengalaman. Di lain pihak, kita sebagai konsumen digiring ke arah tujuan yang telah ditentukan (kepentingan kapitalis).
Inilah sebuah buku pencerahan, yang secara cerdas lagi dalam melukiskan dunia konsumerisme sebagai arena manipulasi simbolik: yang ingin diciptakan seakan kebutuhan, yang irasional ditampilkan seakan rasional, yang banal dikostruksi seakan esensial, yang tipuan ditampakkan seakan kebenaran. IniIah buku bacaan sangat penting, tidak saja bagi para dosen dan mahasiswa seni, desain, arsiektur, ekonomi, manajemen, sosiologi, dan kajian budaya, tetapi setiap orang yang menjalankan hidup secara kritis dan reflektif.
Dr. Yasraf Amir Piliang (Ketua Forum Studi Kebudayaan ITB, dosen FSRD ITB)
Daftar Isi
KATA PENGANTAR: Hermawan Kartajaya ix
I PENDAHULUAN 1
Titik Pangkal Persoalan 1
Pokok-pokok Gagasan 10
II TEORI-TEORI KONSUMSI 13
Pendahuluan 13
Dari Dunia Produksi menuju Konsumsi 14
Teori-teori Dasar Konsumsi 19
Konsumerisme sebagai Cara Hidup 28
III DESAIN SEBAGAI PERKEMBANGAN
CARA MENGONSUMSI 31
Pendahuluan 31
Sejarah Perkembangan Desain 32
Desain Ramah Lingkungan (Green Design) 40
Desain sebagai Ekspresi Postmodernisme 44
IV TELAAH BEBERAPA RANAH KONSUMSI 51
Pendahuluan 51
Mengonsumsi Ruang dan Tempat 52
Mengonsumsi Teknologi 56
Mengonsumsi Mode (Fashion) 62
Mengonsumsi Musik Pop 72
Mengonsumsi Olahraga (Sport) 76
Rangkuman 81
V PENUTUP 85
Konsumsi dan Produksi 85
Konsumsi dan Konsumerisme 87
Di Antara Dua Sisi Konsumerisme 89
KATA AKHIR: IT’S SHOW TIME 95
CATATAN-CATATAN 97
DAFTAR PUSTAKA 111
INDEKS 115
TENTANG PENULIS 117
Kata Pengantar
Hermawan Kartajaya
0 komentar:
Posting Komentar